KUNCI KEBAHAGIAAN: BERSYUKUR, BERSABAR DAN BERISTIGFAR

Doa di tubuh yang sakit -KUNCI KEBAHAGIAAN: BERSYUKUR, BERSABAR DAN BERISTIGFAR

JAKARTA – Kunci kebahagiaan bisa kita raih dengan berbagai cara, tiga di antaranya ialah bersyukur, bersabar dan beristigfar. Hidupmu akan damai dan tenang bila bisa mengamalkan tiga kunci kebahagiaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kebahagiaan bisa kita raih dengan cara bersyukur ketika mendapatkan nikmat seberapa pun itu, bersabar ketika terkena musibah dan bersegera untuk taubat ketika jatuh dalam perbuatan dosa. Barangsiapa yang sering melakukan ketiga hal ini, pasti kehidupannya akan bahagia, tenang dan tidak stres.

Mari kita simak pernyataan dari salah seorang ulama yang bernama Muhammad bin Abi Bakr, atau yang lebih terkenal dengan Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah, beliau berkata:

إِذا أُنْعِمَ عليه شكر، وإذا ابتُلِي صبر، وإذا أذنبَ اسْتَغْفَرَ. فَإِنَّ هذه الأمور الثَّلاثة عُنوان سعادة العبدِ، وعلامةِ فلاحِه في دنياه وأُخْراهُ…

“Apabila seorang hamba diberikan kenikmatan lalu dia bersyukur, ketika diuji dia bersabar, dan ketika dia berdosa dia beristigfar. Maka ketahuilah, sesungghnya ketiga hal ini merupakan bentuk dari kebahagiaan yang dimiliki oleh seorang hamba dan tanda bahwa dia akan meraih kemenangan di dunia maupun akheratnya.”[1]

Contoh Kunci Kebahagiaan dengan Bersyukur:

Ketika membeli kendaraan, hanya bisa beli yang biasa-biasa saja (sepeda, motor, atau mobil contohnya). Harus disyukuri. Kendaraan itu yang penting kan bisa digunakan untuk jalan (dikendarai), adapun masalah merk, atau keluaran terbaru ini itu, urusan belakangan, bukan yang paling utama, yang paling utama ialah barang tersebut bisa dimanfaatkan.

Contoh kunci kebahagiaan lainnya;  Telepon genggam alias handphone (HP). Sama saja. Jika dompet kita pas-pasan, maka jangan terlalu mengikuti trend. Jangan dipaksakan. Inti dari fungsi HP itu untuk; menelepon, chat, sudah. Apalagi? Tidak ada selain itu? Mencari berita terkini? Haduuh, itu malah bikin hidup semakin tidak tenang, kok bisa? Karena terlalu mengikuti berita-berita yang update dan kurang bermanfaat, seperti gosip dan yang semisalnya bisa membuat hati keras.

Contoh lainnya; Rumah. Alhamdulillah rumahnya kecil sederhana, masih bisa dipakai untuk berteduh, membaca Al-Qur’an, dzikir kepada Allah. Rumahnya jadi terasa tenteram dan nyaman. Betapa banyak rumah yang besar lagi mewah, akan tetapi kosong dari bacaan Al-Qur’an. Rumah yang seperti ini seperti kuburan, kata Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,

لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، فَإِنَّ الشَّيطَانَ يَنْفِرُ مِن البَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُورَةُ البَقَرَةِ.

“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan! Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surah Al-Baqarah.” (HR. Muslim, no. 1860).

Contoh kunci kebahagiaan lainnya; Pasangan hidup. Syukurilah siapa yang sekarang menjadi teman pendamping hidup kita. kalau sudah mulai datang perasaan bosan, ingat-ingat kembali bagaimana dulu awal mula kesengsem sama si dia. Masih ingat bagaimana dulu? Yang namanya pasangan hidup itu saling melengkapi satu sama lainnya, bukan saling menuntut untuk sempurna.

Intinya, kita harus bersyukur, karena dengan bersyukur kepada Allah, maka Dia akan menambah kenikmatan yang lain kepada kita. Allah ta’ala berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْ، وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ.

“Apabila kalian bersyukur kepada-Ku, niscaya Aku akan menambahnya. Namun jika kalian kufur terhadap nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku begitu sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7).

Dari ayat di atas berarti bisa kita katakan, bahwa bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Dia berikan merupakan bentuk ibadah, mengapa bisa demikian? Karena orang yang bersyukur akan mendapatkan nikmat tambahan, dan orang yang tidak bersyukur akan mendapatkan azab.

Contoh Kunci Kebahagiaan dengan Bersabar:

Contoh kunci kebahagiaan dengan bersabar, yaitu ketika menerima takdir atau segala ketetapan dari Allah ‘azza wa jalla. Dan yang namanya sabar, itu ada tiga; (1) bersabar saat menjalankan ketaatan kepada Allah, (2) bersabar saat meninggalkan larangan Allah, (3) dan bersabar saat menerima takdir Allah yang menurut kita kurang baik. Bersabar saat menjalankan ketaatan; semisal salat subuh. Berat, ngantuk. Subhanallah.

Padahal pahalanya sangat besar sekali. Bayangkan, salat sunnahnya saja (sebelum Shubuh) itu pahalanya jauh lebih baik daripada dunia dan seisinya, lalu bagaimana dengan salat Shubuh itu sendiri? Tidak mungkin yang pahala yang wajib lebih kecil daripada yang sunnah. Dari Aisyah radhiyallahu’anha, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,

رَكْعَتَا الفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا.

“Dua rakaat (salat sunnah) sebelum Shubuh, itu jauh leih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim, no. 725).

Bersabar saat meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah, semisal ngerasani tanggane (ghibah). Menggunjing “nikmat” tidak? Jawabannya nikmat, namun balasannya azab. Orang yang suka menggunjing, berarti dia senang memakan bangkai saudaranya. Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اجتَنِبُوا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ. وَلَا تَجَسَّسُوا، وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ. وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ.

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain. Jangan pula ada di antara kalian yang saling menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kalian merasa jijik. Bertakwalah kalian kepada Allah! Sungguh, Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”[2]

Sabar dalam menerima takdir Allah yang menurut kita kurang baik, misalnya; ditinggal pergi selama-lamanya oleh orang yang kita cintai, seperti suami/istri yang meninggal. Ini termasuk takdir yang tidak mengenakan mboten? Masa iya, suami panjenengan meninggal termasuk takdir yang mengenakan? Wkwk.

Doa tertimpa takdir yang “kurang menyenangkan”:

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيْبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا.

“Apabila ada seorang muslim tertimpa suatu musibah, lalu ia mengucapkan sebagaimana yang Allah perintahkan; ‘innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun, allahumma’jurnii fii mushiibatii wa akhlif lii khairan minhaa’ (sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nya kami akan kembali. Ya Allah, berikanlah aku pahala atas musibah yang menimpa diriku, dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya). Maka Allah akan memberikannya ganti dengan yang lebih baik untuknya.”[3]

Ingatkah kita dengan kisah Ummu Salamah radhiyallahu’anha ketika ditinggal mati oleh suaminya? Sebagaimana perasaan wanita pada umumnya, beliau pun sedih dengan apa yang menimpa pada dirinya. Namun kesedihan tersebut terbalas dengan hadiah istimewa dari Allah ta’ala, yaitu berupa pernikahannya dengan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.

Ketika itu Ummu Salamah radhiyallahu’anha mengatakan,

فَلَمَّا مَاتَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ: أَيُّ الْمُسْلِمِيْنَ خَيْرٌ مِنْ أَبِي سَلَمَةَ؟ أَوَّلُ بَيْتٍ هَاجَرَ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ ثُمَّ إِنِّي قُلْتُهَا، فَأَخْلَفَ اللهُ لِي رَسُولُ اللهِ ﷺ.

“Ketika Abu Salamah meninggal dunia, aku mengatakan, ‘Orang muslim manakah yang jauh lebih baik daripada Abu Salamah? Beliau adalah orang yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.’ Lalu, aku mengucapkan doa tersebut. Maka, Allah ta’ala pun menggantikannya dengan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam.”[4]

Inilah balasan dari Allah ta’ala untuk Ummu Salamah atas sikap yang begitu indah dalam menyikapi ketentuan dari Allah ta’ala. Ketika dia lebih memilih menerima, berbaik sangka dan berdoa kepada-Nya agar mendapat ganti yang lebih baik, maka Allah pun memberikan sosok yang terbaik dalam hidu dan akheratnya, yaitu Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam. Masya Allah.

Ditulis oleh:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
Diambil dari booklet: “Di manakah Kebahagiaan itu Berada?” hal. 5-12.

[1] Al-Waabil ash-Shayyib.
[2] QS. Al-Hujurat: 12.
[3] HR. Muslim, no. 918.
[4] HR. Muslim, no. 918.

 

BANNER WEB UMROH ITIKAF 18 MARET - 04 APRIL 2025

Related Posts

  • All Post
  • Doa-Doa
  • Kajian Islam
  • Khotbah Jumat
  • Muamala
  • Tanya Ulama
  • Uncategorized
    •   Back
    • Akhlak
    • Fiqih
    • Hadis
    • Sirah Sahabat
    • Tafsir
    • Umum
    •   Back
    • Allah
    • Malaikat
    • Kitab
    • Rasul
    • Hari kiamat
    • Takdir
    •   Back
    • Sholat
    • Zakat
    • Puasa
    • Haji (Umrah)
    •   Back
    • Rukun Islam
    • Rukun Iman
    • Umum
    • Sholat
    • Zakat
    • Puasa
    • Haji (Umrah)
    • Allah
    • Malaikat
    • Kitab
    • Rasul
    • Hari kiamat
    • Takdir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Yuk Subscribe Kajian Sunnah

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

Popular Posts

No Posts Found!

Trending Posts

No Posts Found!

© 2024 Kajiansunnah.co.id