Soal:
Barakallahu fiikum fadhilata as-Syaikh Saya ingin bertanya pertanyaan kedua, apakah Iman itu Tauhid ?
Jawaban:
Iman dan Tauhid ada kesamaan dan perbedaan. Tauhid adalah mengesakan Allah azza wa jalla pada apa-apa yang menjadi kekhususan Allah dari perkara Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Sifat; sebagaimana para ulama mengatakan bahwasannya Tauhid terbagi menjadi 3 bagian:
- Tauhid Rububiyyah
- Tauhid Uluhiyyah
- Tauhid Asma’ wa Sifat
Pembagian ini bisa didapatkan dalam sebuah ayat, Allah ta’ala berfirman:
رَبُّ السَّماواتِ وَالأَرضِ وَما بَينَهُما فَاعبُدهُ وَاصطَبِر لِعِبادَتِهِ هَل تَعلَمُ لَهُ سَمِيًّا
(Dialah) Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah engkau mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya? (Q.S Maryam 65)
Perkataan Allah: رَبُّ السَّماواتِ وَالأَرضِ وَما بَينَهُما maksudnya adalah Tauhid Rububiyyah, dan فَاعبُدهُ وَاصطَبِر لِعِبادَتِهِ maksudnya adalah Tauhid Uluhiyyah, dan هَل تَعلَمُ لَهُ سَمِيًّا maksudnya adalah Tauhid Asma wa Sifat.
Inilah pembagian selaras dengan Iman, karena beriman kepada Allah azza wa jalla mencakup beriman akan ke-Rububiyahan Allah, Uluhiyah Allah dan Asma wa Sifat Allah, maka dari itu orang yang bertauhid pasti dia beriman kepada Allah, dan orang yang beriman kepada Allah pasti dia mentauhidkan Allah, atau dalam keduanya ada kekurangan.
Sebab itu pendapat paling rajih bahwasannya Iman itu bertambah dan berkurang, terkadang seseorang mendapati hatinya diatas tuma’ninah yang bagus, seakan akan dia melihat sesuatu yang gaib yang pernah dikabarkan kepadanya (contoh Nabi, Surga, Nikmat dll), terkadang juga dia mendapati didalam hatinya ada kekurangan dari keyakinan (keimanan). Keyakinan yang sempurna juga berlebih dan berkurang, hendaklah kamu membaca firman Allah tentang Nabi Ibrahim ‘alaihissalam:
وَإِذ قالَ إِبراهيمُ رَبِّ أَرِني كَيفَ تُحيِي المَوتى قالَ أَوَلَم تُؤمِن قالَ بَلى وَلكِن لِيَطمَئِنَّ قَلبي
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap). (Q.S Al-Baqarah: 260)
Sesungguhnya manusia setiap dia beramal sholeh maka imannya pun bertambah; sampai dia mencapai derajat mukmin yang baik keimanannya.
Dijawab oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah
Sumber: Silsilah Fatawa Nur ‘ala Darb kaset no: 250
Alih Bahasa: Gilang Malcom Habiebie
