BERLEBIHAN DALAM HIDANGAN BUKA PUASA

BERLEBIHAN DALAM HIDANGAN BUKA PUASA

JAKARTA – Menyediakan hidangan buka puasa tentu saja merupakan momen yang istimewa bagi umat Islam yang menjalankan ibadah tersebut. Tetapi penting untuk menjaga prinsip keseimbangan dan tidak berlebihan.

Islam mengajarkan umatnya untuk menghindari israf (berlebihan) dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hal makanan. Ketika berbuka puasa, kebutuhan tubuh untuk mendapatkan energi memang harus dipenuhi, tetapi ini tidak berarti seseorang boleh berlebihan dalam mengonsumsi makanan.

Patut diingat, salah satu hikmah puasa adalah melatih diri untuk merasakan bagaimana rasanya kekurangan, sehingga kita lebih bersyukur dan peduli terhadap orang-orang yang membutuhkan. Namun, jika saat menyediakan hidangan buka puasa, seseorang justru berlebihan dengan berbagai makanan yang mewah dan melimpah, maka tujuan puasa itu sendiri bisa hilang.

Apalagi dalam hal kesehatan berlebihan dalam makan termasuk hidangan buka puasa bisa menyebabkan gangguan pencernaan dan membuat tubuh lemas, bukannya bugar. Dilansir dari Hamad Medical Corporation, mengonsumsi jumlah makanan dalam porsi yang besar atau asupan makanan yang tidak seimbang saat berbuka puasa dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada tubuh.

Hal ini dapat mengakibatkan masalah pada pencernaan, seperti gangguan lambung dan gangguan usus yang dapat memperburuk kondisi kesehatan. Nah berikut ada diskusi tanya-jawab soal hidangan buka puasa yang sebaiknya dihindari secara berlebihan dalam Islam.

Berikut Tanya Jawab Terkait Hidangan Buka Puasa:

Pertanyaan:

Apakah menyediakan buka puasa dalam jumlah yang cukup banyak dapat mengurangi pahala puasa?

Jawab:

Perbuatan tersebut tidaklah mengurangi pahala puasa, karena perbuatan yang terlarang jika dilakukan setelah puasa tidak mengurangi pahalanya. Hanya saja perbuatan itu masuk dalam firman Allah ta’ala berikut (termasuk orang-orang yang tidak disukai oleh Allah),

﴿ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُواۚ إِنَّه لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفُونَ ﴾

“Kalian makan dan minumlah, namun jangan sampai berlebih-lebihan, karena sesungguhnya Allah tidaklah menyukai orang-orang yang berlebihan.”[1]

Berlebih-lebihan merupakan perilaku yang tidak baik, adapun kesederhanaan (merasa cukup) merupakan gaya hidup yang bijaksana. Apabila seseorang memiliki kelebihan, alangkah baiknya ia menyedekahkannya pada orang yang membutuhkan.

Sumber:
Khalid bin Abdurrahman al-Juraisy, al-Fataawaa asy-Syar’iyyah fii al-Masaa-il al-‘Ashriyyah min Fataawaa ‘Ulamaa al-Balad al-Haraam, Bab: Puasa, no. 5, hal. 280 (Cet. Pertama, th. 1999M/1420H), dan Fataawaa ash-Shiyaam, karya Syekh Ibnu al-‘Utsaimin, hal. 25.

Alih Bahasa:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H

[1] QS. Al-A’raf: 31.

Related Posts

  • All Post
  • Doa-Doa
  • Kajian Islam
  • Khotbah Jumat
  • Muamala
  • Tanya Ulama
    •   Back
    • Akhlak
    • Fiqih
    • Hadis
    • Sirah Sahabat
    • Tafsir
    • Umum
    •   Back
    • Allah
    • Malaikat
    • Kitab
    • Rasul
    • Hari kiamat
    • Takdir
    •   Back
    • Sholat
    • Zakat
    • Puasa
    • Haji (Umrah)
    •   Back
    • Rukun Islam
    • Rukun Iman
    • Umum
    • Sholat
    • Zakat
    • Puasa
    • Haji (Umrah)
    • Allah
    • Malaikat
    • Kitab
    • Rasul
    • Hari kiamat
    • Takdir
Adobe Stock

June 17, 2025/

JAKARTA – Setiap orang, pasti akan merasa bahagia jika dicintai, termasuk meraih cinta Allah. Dia akan...

Edit Template

Yuk Subscribe Kajian Sunnah

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

Popular Posts

No Posts Found!

Trending Posts

No Posts Found!

© 2024 Kajiansunnah.co.id