Di antara kita, ada yang hidup di dunia ini sudah sampai usia ke-20 th, 30 th, 50 th, bahkan mungkin ada yang sampai 80 th. Menurut Anda, kehidupan ini melelahkan tidak? Pada umumnya, semua orang pasti akan sepakat untuk menjawab, bahwa kehidupan di dunia ini melelahkan.
Buktinya: tidak ada kenikmatan di dunia ini yang didapatkan dengan tanpa proses. Semua pasti ada prosesnya, dan itu melelahkan. Demikianlah ketetapan dari Allah ta’ala, Dia menciptakan manusia senantiasa dalam keadaan susah payah.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,
لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسانَ فِي كَبَدٍ.
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)
Semua orang yang hidup di dunia ini lelah. Baik itu muda, tua, kaya, miskin, pejabat, pembantu, majikan, guru, murid, ustaz, jemaah, presiden, rakyat, orang muslim maupun non muslim, semuanya merasakan kelelahan dalam menjalani kehidupan dunia yang fana ini.
Begitu pula dengan orang yang beramal saleh dan orang yang berbuat dosa. Keduanya sama-sama lelah, namun kelelahan mereka berdua balasannya berbeda. Oleh karena itu, jangan sampai kita menjadi hamba yang lelahnya bisa membuahkan dosa. Dalam artian, lelahnya di dunia hanya untuk bermaksiat. Sudah seharusnya kita menjadi seorang hamba yang lelahnya bisa menghasilkan pahala.
Kita di dunia ini bagaikan kumpulan “cerita” yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Maka, sebisa mungkin kita menutup akhir cerita hidup ini dengan happy ending.
Ada sebuah perkataan yang cukup bagus:
لو كانت حياتك روايةً، ماذا ستكتب في السَّطر الأخير؟
“Jika seandainya kehidupanmu itu adalah sebuah cerita, apa yang akan engkau ukir di akhir kisah?”
Semua ada hikmahnya
Ketika Allah menetapkan bahwa kehidupan dunia ini begitu melelahkan bagi hamba-hamba-Nya, apakah ada hikmahnya? Jawabannya jelas ada. Apa sajakah itu? Sekurang-kurangnya ada tiga hikmah dari “mengapa kehidupan yang singkat ini begitu melelahkan”:
- Supaya manusia tidak sombong.
- Supaya manusia meminta pertolongan hanya kepada Allah.
- Supaya manusia tidak mengejar dunia terlalu berlebihan.
Demikian, semoga yang sedikit ini bermanfaat. Baarakallahu fiikum.
Ditulis oleh:
al-Faqiir Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H