
JAKARTA – Meredam gejolak hawa nafsu memang merupakan salah satu cobaan buat manusia, utamanya kaum Muslim. Pasalnya, gejolak ini bisa memicu tindakan impulsif yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Salah satu cara efektif untuk mengendalikan hawa nafsu adalah dengan bersabar. Sabar bukan sekadar menahan diri, melainkan juga mengelola emosi dan pikiran secara bijaksana. Ketahuilah salah satu tujuan mengapa kita diperintahkan untuk bersabar, adalah karena dengan sabar kita akan menekan gejolak hawa nafsu kita.
Meredam Hawa Nafsu Termasuk Jihad Paling Mulia
Salah satu jihad yang paling mulia adalah jihad melawan hawa nafsu. Hal itu karena hawa nafsu, bagaikan api yang tersembunyi dalam diri kita, selalu bergejolak, mendesak dan menggoda untuk menuruti setiap keinginan, meski kadang itu bertentangan dengan kebaikan.
Kita selalu diajarkan bahwa salah satu ujian terbesar dalam hidup ini adalah mengendalikan nafsu. Sebab karena nafsu, jika tidak ditahan, akan menjadi tuan yang kejam, yang memperbudak hati dan pikiran kita.
Bagaikan seorang bayi yang terus menyusu bila dibiarkan, demikian pula nafsu yang jika tidak dibimbing akan terus tumbuh, makin kuat, dan semakin sulit untuk dihentikan dan dikendalikan.
Namun, seperti seorang ibu yang sabar menyapih anaknya, kita pun harus terus bersabar untuk menyapih hawa nafsu kita. Meskipun awalnya sulit, namun dengan kesabaran dan keteguhan hati, kita akan menemukan kedamaian dan kebebasan sejati. Karena hawa nafsu yang tak terkendali hanya akan membawa kehancuran, menjadikan kita budak dari keinginan kita sendiri.
Seperti yang dikatakan oleh penyair Arab:
وَالنّفْسُ كَالطّفِلِ إِنْ تُهْمِلْهُ شَبَّ عَلَى ۞ حُبِّ الرَّضَاعِ وَإِنْ تَفْطِمْهُ يَنْفَطِمِ
Nafsu bagaikan bayi, bila kau biarkan akan tetap menyusu.
Namun bila kau sapih, maka bayi akan berhenti sendiri
فَاصْرِفْ هَوَاهَا وَحَاذِرْ أَنْ تُوَلِّيَهُ ۞ إِنّ الْهَوَى مَا تَوَلَّى يُصِمْ أَوْ يَصِمِ
Maka kendalikanlah nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa
Jikalau berkuasa, ia akan membunuhmu dan membuatmu tercela
Jadi, kendalikanlah hawa nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa, karena jika ia berkuasa, ia akan membutakanmu dari jalan kebenaran dan menjerumuskanmu ke dalam kerugian. Allah sudah menyiapkan surga yang indah bagi mereka yang mampu menahan diri, yang mampu berkata tidak pada keinginan-keinginan yang hanya membodohi hati.
Bukankah Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya [Surat An-Nazi’at: 40]
Apa balasannya?
فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِیَ ٱلۡمَأۡوَىٰ
Maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya). [Surat An-Nazi’at: 41]
Inilah balasan yang paling mulia, tempat yang penuh kebahagiaan, yang tidak ternilai harganya, yang tak tergambarkan dengan kata-kata. Surga yang disediakan Allah bagi mereka yang sanggup menaklukkan hawa nafsunya, sebuah janji yang lebih indah daripada segala kenikmatan duniawi yang bisa ditawarkan oleh dunia ini. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk bersabar, untuk melawan hawa nafsu kita, dan untuk selalu mengingat bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat kita raih dengan menundukkan diri pada perintah-Nya.
Ditulis oleh Abu Utsman Surya Huda Aprila