
JAKARTA – Muslim yang tidak memiliki utang sebuah merupakan sebuah anugerah yang patut disyukuri. Situasi ini memberikan kebebasan finansial yang memungkinkan seorang Muslim untuk lebih fokus pada tujuan jangka panjang tanpa tekanan cicilan atau kewajiban pembayaran lainnya.
Hendaknya bagi kita yang tidak memiliki utang, sebisa mungkin jangan berutang. Sungguh, utang itu sangat menyiksa. Banyaknya utang merupakan sesuatu yang tercela, buktinya, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berlindung kepada Allah darinya.
Dan yang lebih ngeri ialah balasannya kelak di akherat. Bisa menjadi penyebab sulitnya masuk surga. Dari Muhammad bin Jahsy, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah mengingatkan,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَو أَنَّ رَجُلًا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ أُحْيِيَ، ثُمَّ قُتِلَ، ثُمَّ أُحْيِيَ ثُمَّ قُتِلَ، وَعَلَيهِ دَينٌ، مَا دَخَلَ الجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَينُهُ.
“Demi Allah, kalau seandainya ada seseorang dia terbunuh di jalan Allah (mati syahid), kemudian ia dihidupkan, lalu terbunuh lagi, kemudian dihidupkan, lalu terbunuh lagi, sementara itu dia memiliki utang, maka niscaya dia tidak akan masuk surga sampai utangnya lunas.”[1]
Keseriusan Nabi Muhammad Peringatkan Umatnya Soal Utang
Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu’alaihi wa sallam begitu serius dalam memperingatkan umatnya dari utang. Beliau sampai bersumpah. Ini menunjukkan, bahwa apa yang disebutkan dalam hadis di atas merupakan sesuatu yang sangat penting, yaitu seseorang bisa tertunda masuk surga gara-gara utang.
Dalam hadis lain juga disebutkan, bahwa orang yang meninggal dalam keadaan masih berutang, maka jiwanya itu tergantung. Tidak jelas. Apakah selamat ataukah tidak. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah bersabda,
نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ.
“Jiwa seorang mukmin akan tergantung (terhalang) sampai utangnya itu lunas.”[2]
Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan yang namanya utang. Jangan sampai bermudah-mudahan dengannya. Berdoalah kepada Allah agar terhindar dari lilitan utang yang begitu menyengsarakan.
Ditulis oleh:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
[1] HR. An-Nasa’i, no. 4684. Dinilai hasan oleh Syekh al-Albani.
[2] HR. At-Tirmidzi, no. 1078. Hadis ini dinilai shahiih oleh Syekh al-Albani.