JAKARTA – Pemuda yang tangguh dalam Islam ialah yang memiliki karakteristik mencerminkan kekuatan iman, akhlak mulia, dan dedikasi terhadap kebaikan. Pemuda yang tangguh memiliki keyakinan yang kokoh kepada Allah dan selalu menjaga ketakwaannya.
Pemuda yang tangguh memiliki tekad yang kuat dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Mereka berani membela kebenaran dan menegakkan keadilan meskipun menghadapi risiko. Salah satu contoh adalah kisah para pemuda Al-Kahfi yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk.” – (QS. Al-Kahfi: 13)
Ingatlah bahwa masa muda adalah masa yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, dikarenakan masa tersebut penuh dengan kegiatan dan kekuatan, dimana seseorang bisa mengerjakan sebuah aktivitas berat yang tidak mampu dikerjakan oleh para orang tua atau mereka bisa menjelajahi benua yang belum tentu para orang tua bisa mengerjakannya.
Islam Meminta Muslim Jadi Pemuda yang Tangguh
Agama Islam sangat memperhatikan masa muda, sebab itu banyak sekali dalil-dalil yang menyeru akan pentingnya memperhatikan masa muda, salah satunya adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
اغتنم خمسا قبل خمس: شبابك قبل هرمك
“Jagalah/manfaatkanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara: (salah satunya) waktu mudamu sebelum masa tuamu” [1]
Ketika seorang pemuda mempunyai ketangguhan yang hebat dalam mengerjakan kebaikan sebelum datangnya waktu tua, maka mereka lah yang Allah berikan taufik, sebab itulah para sahabat sangat senang dengan keberadaan para pemuda tangguh yang siap menimba ilmu agama. Sahabat Nabi yang bernama Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu ketika beliau melihat para pemuda, beliau langsung mengatakan:
مرحبا بوصية رسول الله صلى الله عليه وسلم أوصانا رسول الله أن نوسع لكم المجلس وأن نفهمكم الحديث فإنكم خلوفنا وأهل الحديث بعدنا
“Selamat datang wasiat Rasulullah, Rasulullah pernah berwasiat kepada kami untuk memperluas tempat duduk kalian di dalam majlis, untuk memahamkan kalian hadis, dikarenakan kalian adalah regenerasi kamu dan Ahli hadits sepeninggal kami” [2]
Ditulis oleh Abu Husna Gilang Malcom Habiebie
HR Hakim dalam Al-Mustadrok no 7846 dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam shohih al-Jami’ no: 1077
Dikeluarkan oleh Imam Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 1610
