JAKARTA – Serial sahabat nabi Abu Bakar Ash-Shiddiq kali ini membahas terkait masa-masa terakhir beliau. Setelah menjalani kehidupan panjang yang dipenuhi dengan kecintaan, pengerahan tenaga, pengorbanan, penebusan, keadilan dan lebih mengutamakan orang lain, sang Khalifah, pengganti Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ini pun terbaring kaku di atas ranjangnya.
Beliau meninggal dunia, menyusul orang yang paling dicintai sekaligus sahabatnya, yaitu Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, di Surga Allah, Rabb Yang Maha Pengasih, sebagai sesama saudara, di atas tanah dengan saling berhadapan.[1]
Abu Bakar ash-Shiddiq meninggal dunia dikabarkan karena sakit yang cukup lama. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau terkena demam yang parah, sementara riwayat lain menyebut kemungkinan beliau mengalami keracunan dari makanan yang dikonsumsi sebelumnya, namun tidak ada kepastian tentang penyebab meninggalnya beliau..
Sebelum wafat, Abu Bakar meminta agar dirinya dimandikan oleh keluarganya, khususnya oleh Asma’ binti Umais (istrinya). Jenazahnya dimakamkan di dekat makam Rasulullah di dalam kamar Aisyah radhiyallahu ‘anha, tepat di sisi beliau.
Inilah Akhir Serial Sahabat Nabi: Abu Bakar Ash-Shiddiq
Inilah akhir dari biografi singkat sang teladan kita, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu. Semoga, kepribadian dan keteladanan beliau bisa kita tiru dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Allah meridhainya beserta keluarga beliau.
Umar bin al-Khaththab pernah mengatakan, “Seandainya keimanan Abu Bakar ditimbang dengan keimanan seluruh penduduk bumi, niscaya timbangan keimanannya lebih berat (daripada mereka). Aduhai sekiranya diriku adalah sehelai rambut di dada Abu Bakar.”[2]
Ditulis oleh:
Al-Faqiir Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
[1] Mahmud al-Mishri, Ashhaab ar-Rasuul (hal. 91/1).
[2]Mahmud al-Mishri, Ashhaab ar-Rasuul (hal. 94/1).
