
JAKARTA – Atas semua yang diterima, syukurilah segala nikmat yang ada. Banyak di antara kita yang bersyukur kepada Allah ta’ala saat mendapatkan kenikmatan yang “wah” saja, padahal nikmat yang sedikit ataupun banyak adalah pemberian dari Allah ‘azza wa jalla, dan harus kita syukuri keduanya.
Keberadaan antum [1] di pondok pesantren adalah salah satu nikmat yang telah Allah ta’berikan, maka syukurilah. Banyak di luar sana orang-orang yang ingin sekali duduk di kursi yang sedang antum duduki saat ini, namun tidak bisa, karena satu dan lain hal atau beberapa faktor yang tidak mendukung, baik dari pihak orang tua maupun masalah ekonomi.
Banyak pula di antara mereka yang memiliki harta melimpah, namun hati mereka belum dibuka oleh Allah subhanahu wa ta’ala untuk menuntut ilmu agama. Adapun kita, alhamdulillah, Allah telah mebuka hati kita supaya mendapatkan hidayah. Kita merasakan nikmatnya hidayah setiap hari dengan pertolongan Allah ta’ala, namun sangat disayangkan, banyak di antara kita yang jarang sekali mensyukurinya.
Kenikmatan-kenikmatan yang seringkali kita rasakan namun tanpa diiringi dengan rasa syukur, maka lama-kelamaan nikmat itu akan terasa hambar dan biasa saja, bahkan bisa hilang. Contoh: bernafas, kedipan mata dan yang lainnya. Begitu pula dengan hidayah, jika kita tidak pernah mensyukurinya, maka bisa jadi Allah akan mencabut nikmat tersebut dari kita.
Syukurilah Segala Nikmat Sebelum Dicabut
Kenikmatan hanya akan bisa dirasakan dan sangat berarti keberadaannya ketika ia telah dicabut dari pemiliknya. Seorang Arab pernah berkata, “Kesehatan itu adalah sebuah mahkota yang diletakkan di atas kepala orang-orang yang sehat. Namun, yang bisa melihat itu hanyalah orang-orang yang sedang merasakan sakit.”
Beryukurlah dengan apa yang telah Allah berikan kepada kita, karena dengan bersyukur, Dia akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita. Allah ta’ala berfirman,
﴿ وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيْدَنَّكُمْۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ ﴾
“Dan (ingatlah) ketika Allah memberitahu kalian, ‘Sesungguhnya jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepada kalian, tetapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), ketahuilah bahwa sesungguhnya azab-Ku sangat keras.’”[2]
Apabila kita telah belajar namun kok masih belum bisa merasakan nikmatnya belajar, dan tidak merasakan manfaat dari ilmu yang telah kita peroleh, maka introspeksi dirilah. Mungkin, niat kita yang masih rusak atau bisa jadi karena tidak adanya rasa syukur kepada Allah atas nikmat hidayah yang telah kita dapatkan. Maka, sedikit atau banyaknya nikmat yang kita dapatkan, bersyukurlah!
Ditulis oleh:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
[1]Antum dalam bahasa Arab artinya adalah “kalian”, namun sudah tersebar di wilayah kita, bahwa ketika mengucap/mendengar kata “antum” langsung terbesit terjemahan “kamu”.
[2] QS. Ibrahim: 7.