إسْلَامِ المَرْءِ، تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ”. رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ، وَقَال: حَسَنٌ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak menjadi urusannya.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata: “Hassan”
Faedah Hadis:
- Barometer Kebaikan Islam: Hadis ini menunjukkan bahwa Islam memiliki tingkat kebaikan, dan ada tanda-tanda yang menunjukkan kebaikan Islam seseorang, salah satunya adalah meninggalkan apa yang tidak menjadi urusannya.
- Dorongan untuk Menjauhi yang Tidak Menjadi Urusan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan agar seseorang meninggalkan apa yang tidak menjadi urusannya. Hal ini menunjukkan bahwa jika seseorang selalu bertanya dan mencari tahu tentang hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan dengan dirinya, maka ini adalah tanda kurangnya islam miliknya.
- Fokus dalam mencari Hal yang Penting: kita perlu untuk fokus mencari hal hal yang penting untuk menjadi urusan kita. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam :
“احرص على ما ينفعك واستعن بالله”
Berusahalah untuk hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah[1]
Dalam hal ini, meninggalkan apa yang tidak penting juga berarti hanya berbicara tentang hal-hal yang baik.
- Kewajiban untuk Berbicara Baik: Jika seseorang tidak berbicara kecuali hal-hal yang baik, dia telah meninggalkan apa yang tidak menjadi urusannya. Nabi Shallalahu ‘alaihi was allam bersabda:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam[2]
Menggabungkan hadis ini dengan hadis yang kita bahas diatas mengarahkan kita untuk menjaga ucapan dan tindakan kita agar sesuai dengan prinsip meninggalkan apa yang tidak menjadi urusan kita.
Karena banyak orang yang beranggapan bahwa ucapan ini bukan sebuah amalan, padahal setiap ucapan akan dicatat rapi oleh Allah ta’ala, seperti firman Allah Ta’ala:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (Qaf: 18) –
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (Mencatat).” (Qaf: 18)
Kata Umar bin Abdul Aziz رحمه الله: “Barangsiapa yang menganggap ucapannya sebagai amal, maka sedikit sekali ucapannya kecuali untuk apa yang menjadi urusannya.”
Ibn Rajab berkata: “Benar seperti yang dikatakan, karena banyak orang tidak menganggap ucapannya sebagai amal, sehingga ia berbicara sembarangan tanpa pertimbangan.”[3]
Wallahu A’lam
Ditulis oleh : Abu Utsman Surya Huda Aprila
[1] HR Muslim No 2664
[2] HR Bukhori No 6018 , Muslim No 47
[3] Lihat Jami’ul ‘ulum wal hikam penjelasan hadis 12