
JAKARTA – Dalam Islam, wanita haid mendapatkan keringanan (udzur syar’i) sehingga tidak dibebani kewajiban sholat dan puasa. Hal ini bukan bentuk kekurangan, tetapi justru rahmat dan kemudahan dari Allah agar ibadah tetap sesuai fitrah. Para ulama dari generasi ke generasi telah menjelaskan masalah ini dengan tegas, berdasarkan dalil dari Al-Qur’an, hadits, dan ijma’ (kesepakatan ulama).
Penjelasan Mengapa Wanita Haid Tidak Melaksanakan Puasa dan Shalat
Salah satu udzur syar’i bolehnya tidak berpuasa dan shalat adalah haid. Disaat seorang wanita haid, maka hendaklah ia meninggalkan puasa dan shalat. Berkata Imam Nawawi dalam permasalahan ini:
“Umat telah bersepakat bahwasannya telah diharamkan shalat wajib maupun sunnah bagi seorang wanita yang sedang haid, dan umat juga telah bersepakat bahwa tidak ada kewajiban untuk mengqodo shalat bagi wanita yang sedang haid ketika mereka telah suci”
Dari Abu Said al-Khudri beliau berkata bahwasannya Nabi shllahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَلَيْسَ إِذَا حَاضَتْ لَمْ تُصَلِّ وَلَمْ تَصُمْ فَذَلِكَ نُقْصَانُ دِينِهَا
“Bukankah (seorang wanita) jika sedang mengalami haid, maka dia tidak shalat dan tidak puasa. Yang demikian itu menunjukkan kurangnya agamanya.”[1]
Dari Abdullah bin Umar, dari Nabi Muhammad shallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ جَزْلَةٌ وَمَا لَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ قَالَ تُكْثِرْنَ اللَّعْنَ وَتَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَمَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِذِي لُبٍّ مِنْكُنَّ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَالدِّينِ قَالَ أَمَّا نُقْصَانُ الْعَقْلِ فَشَهَادَةُ امْرَأَتَيْنِ تَعْدِلُ شَهَادَةَ رَجُلٍ فَهَذَا نُقْصَانُ الْعَقْلِ وَتَمْكُثُ اللَّيَالِي مَا تُصَلِّي وَتُفْطِرُ فِي رَمَضَانَ فَهَذَا نُقْصَانُ الدِّينِ
“Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.” Seorang wanita yang pintar di antara mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa kaum wanita yang paling banyak menjadi penghuni Neraka?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Kalian banyak mengutuk dan mengingkari (pemberian nikmat dari) suami. Aku tidak melihat mereka yang kekurangan akal dan agama yang lebih menguasai pemilik akal, daripada golongan kamu.” Wanita itu bertanya lagi, “Wahai Rasulullah! Apakah maksud kekurangan akal dan agama itu?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Maksud kekurangan akal ialah persaksian dua orang wanita sama dengan persaksian seorang lelaki. Inilah yang dikatakan kekurangan akal. Begitu juga kaum wanita tidak mengerjakan shalat pada malam-malam yang dilaluinya kemudian berbuka pada bulan Ramadlan (karena haid). Maka inilah yang dikatakan kekurangan agama.” [2]
Penulis: Gilang Malcom Habiebie
[1] HR Bukhari no: 1951
[2] HR Muslim no: