Kita akan bersama dengan sosok yang paling mulia di antara para sahabat Nabi radhiyallahu’anhum. Seseorang yang senantiasa menemani Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, baik ketika sedih maupun bahagia. Manusia yang sangat dicintai oleh Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, seorang mukmin yang sangat giat dalam beribadah dan tak kenal lelah dalam membela agama Allah.
Beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ain bin Ghalib bin Fihr al-Quraisy at-Taimi.[1] Nasabnya bertemu dengan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pada kakeknya, Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai,[2] atau yang lebih kita kenal dengan Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu.
Kelahiran Abu Bakar ash-Shiddiq t
Beliau lahir dua tahun dan beberapa bulan sesudah kelahiran Nabi shallallahu’alaihi wa sallam. Sekitar tahun 573 M atau bertepatan dengan 51 SH.[3]
Ciri Fisik dan Karakter Akhlak Abu Bakar t
Sebelum kita masuk dalam pembahasan tentang semangatnya beliau dalam menuntut ilmu, tidak ada salahnya jika kita mengenal terlebih dahulu bagaimana bentuk fisik dan akhlak beliau radhiyallahu’anhu.
Abu Bakar adalah orang yang bertubuh kurus dan berkulit putih.[4] Putri beliau, Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan tentang fisik bapaknya, ia mengatakan, “Beliau berkulit putih, kurus, tipis kedua pelipisnya, kecil pinggangnya (sehingga kainnya selalu melorot darinya), wajahnya selalu berkeringat, matanya hitam, berkening lebar, memiliki urat tangan yang sangat nampak menonjol dan selalu mewarnai jenggotnya dengan memakai daun pacar (hinai) maupun daun pohon al-Katm.”[5] Begitulah karakter dari fisik Abu Bakar.
Adapun karakter dari segi akhlaknya, beliau terkenal dengan kebaikan, keberanian, kokoh pendirian, selalu memiliki ide-ide yang cemerlang dalam keadaan genting, murah hati, penyabar, memiliki ‘azimah (keinginan yang kuat), faqiih, paling mengerti dengan garis keturunan (nasab) Arab dan berita-berita tentang mereka.
Selain itu, beliau juga sangat bertawakal kepada Allah, dan yakin dengan segala janji-Nya. Bersifat waro’ dan jauh dari segala syubhat. Zuhud terhadap dunia, selalu mengharapkan sesuatu yang terbaik dari Allah, lembut dan ramah. Semoga Allah meridai beliau.[6]
Masuk Islamnya Abu Bakar ash-Shidiq radhiyallahu’anhu
Beliau adalah laki-laki yang pertama kali masuk Islam, setelah Ummul Mukminin Khadijah radhiyallahu ‘anha. Setelah masuk Islam, beliau menginfakkan hartanya sebanyak 40.000 dirham. Selain itu, beliau juga banyak memerdekakan budak yang disiksa karena masuk Islam, semisal Bilal bin Rabbah radhiyallahu’anhu.
Beliau juga aktif dalam mengikuti peperangan bersama Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, baik perang Badar, Uhud, Khandaq, Penaklukan kota Mekkah, Hunain maupun peperangan Tabuk.[7]
Istri-istri dan Putra-putri Abu Bakar t[8]
Abu Bakar t pernah menikahi Qutailah binti ‘Abdul Uzza bin ‘Abd bin As’ad pada masa Jahiliyyah, dan dari pernikahan tersebut lahirlah ‘Abdullah bin Asma’.
Beliau juga menikahi Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Zuhal bin Dahman dari Kinanah, dari pernikahan tersebut, lahirlah ‘Abdurrahman dan ‘Aisyah.
Beliau juga menikahi Asma’ binti Umais bin Ma’ad bin Taim al-Khats’amiyyah. Sebelum itu, Asma’ binti Umais diperistri oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dari pernikahan ini, lahirlah Muhammad bin Abu Bakar, dan kelahiran tersebut terjadi pada waktu haji wada’ di Dzul Hulaifah. Selain itu, beliau juga menikahi Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair, dari Bani al-Harits bin al-Khazraj.
Itulah beberapa istri-istri dan putra-putri Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu’anhu.
Bersambung insya Allah …
Ditulis oleh:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
[1]Al-Hafidz Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah yang Agung, Terj, Abu Ihsan al-Atsary (hal. 5).
[2]Ibid, (hal. 5).
[3]Dr. ‘Abdul Hamid as-Suhaibani, Para Sahabat Nabi r,, Terj, Izzudin Karimi (hal. 1).
[4]Al-Hafidz Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah yang Agung, Terj, Abu Ihsan al-Atsary (hal. 5-6).
[5]Ibid (hal. 5-6).
[6]Al-Hafidz Ibnu Katsir, Perjalanan Hidup Empat Khalifah yang Agung, Terj, Abu Ihsan al-Atsary (hal. 6).
[7]Ibid (hal. 6-7).
[8]Ibid (hal. 7).