
JAKARTA – Mengikuti manhaj Salaf hukumnya wajib karena manhaj ini dianggap sebagai metode beragama yang paling murni dan sesuai dengan petunjuk Nabi ﷺ serta generasi terbaik umat Islam, yaitu para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Ada beberapa dalil yang mendukung akan hal tersebut.
Kata “salaf” sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti “pendahulu” atau “leluhur”. Dalam konteks Islam, istilah ini merujuk pada generasi awal yang dianggap sebagai generasi terbaik dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan tuntunan Nabi ﷺ.
Prinsip utama Manhaj Salaf yang utama: berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Lalu Manhaj ini sangat menjaga keaslian ajaran Islam dan menghindari segala bentuk penambahan atau perubahan dalam ibadah yang tidak dicontohkan oleh Nabi ﷺ dan para sahabat.
Ikut dalam Manhaj Salaf merupakan keharusan dalam menjalani hidup, mengapa bisa demikian? Karena manhaj tersebut adalah jalan yang ditempuh oleh para sahabat Rasul dan generasi-generasi berikutnya, yang mana pada masa itu keislaman masih sangat murni.
Berikut Dalil-Dalil Wajibnya Mengikuti Manhaj Salaf:
Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkan umat Islam untuk berada di atas manhaj salaf. Berikut beberapa dalil yang menunjukkan hal tersebut:
1. QS. Luqman: 15
Allah ta’ala berfirman,
﴿ وَاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ﴾
“Ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.”[1]
Pada ayat di atas menunjukkan, bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar mengikuti jalan orang yang kembali kepada-Nya. Siapakah mereka? Yaitu para sahabat Nabi radhiyallahu’anhum ajma’in, hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah.[2]
2. QS. An-Nisa’: 115
Allah ta’ala berfirman,
﴿ وَمَن يُّشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَّعْدِ مَا لَهُ الهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَۖ وَسَآءَتْ مَصِيرًا ﴾
“Barangsiapa yang menentang Rasulullah setelah jelas kebenaran baginya, kemudian dia mengikuti jalan yang tidak ditempuh oleh orang-orang beriman, maka Kami akan membiarkannya dalam kesesatan yang ia lakukan itu, dan Kami, setelah itu Kami akan memasukkannya ke dalam neraka Jahannam. Itulah seburuk-buruknya tempat kembali.”
3. QS. At-Taubah: 100
Allah ta’ala berfirman,
﴿ وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ ذَلِكَ الفَوزُ العَظِيْمُ ﴾
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam), dari kalangan Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti ajaran mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Allah telah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.”[3]
Sumber:
Buku: “Menapaki Jejak Generasi Terbaik Umat ini” hal. 55-57, yang merujuk pada kitab “Kun Salafiyyan ‘alaa al-Jaaddah” hal. 46
Ditulis oleh:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
[1] QS. Luqman: 15.
[2] Telah berlalu perkataan beliau.
[3] Sebagaimana Allah mengancam orang yang berpaling dari jalan para sahabat dengan neraka Jahannam, Dia juga menjanjikan bagi orang yang mengikuti jalan para sahabat dengan surga.