
JAKARTA – Kokohnya seorang Muslim dalam agama Islam bersumber dari berbagai sebab yang saling melengkapi. Sebab-sebab inilah yang bisa menghindari umat dari serangan fitnah akhir zaman.
Sebab-sebab kokoh di dalam agama Islam sendiri tentu saja harus berdasar kepada Al-Qur’an dan as-Sunnah. Al-Qur’an sebagai kitab suci menjadi landasan utama dalam Islam. Sedangkan, Sunnah melengkapi Al-Qur’an dengan memberikan contoh nyata bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
Aqidah atau keyakinan dasar dalam Islam juga menjadi pilar penting. Keimanan kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, para nabi, hari kiamat, dan takdir menciptakan fondasi spiritual yang kokoh. Keyakinan ini membentuk cara pandang seorang Muslim terhadap dunia dan kehidupan, sehingga mereka tetap teguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
Berikut Penjelasan Lengkap Sebab-Sebab Kokoh di Dalam Agama Islam:
Soal:
Wahai Syaikh, Fitnah pada zaman ini sudah banyak, dan apa sebab-sebab paling penting untuk kokoh dalam agama Allah ta’ala?
Jawaban:
Sebab-sebab yang paling penting untuk kokoh adalah beriman kepada Allah ta’ala, ridho terhadapnya, mengerjakan ketaatan-ketaatannya dengan semampu kita, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau berkata:
إِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَهَوًى مُتَّبَعًا وَدُنْيَا مُؤْثَرَةً وَإِعْجَابَ كُلِّ ذِي رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ بِخَاصَّةِ نَفْسِكَ وَدَعْ الْعَوَامَّ
“…Hingga kamu melihat kekikiran yang ditaati, hawa nafsu yang diikuti, kehidupan dunia lebih diprioritaskan dan kekaguman setiap orang dengan pendapatnya, engkau harus (berpegangan) terhadap mata hatimu dan tinggalkan orang-orang awam…” HR Tirmidzi dan Abu Daud
Sebagian sifat-sifat ini Alhamdulillah belum terjadi pada kita, “kekikiran yang ditaati” banyak manusia yang sangat mencintai harta, “hawa nafsu yang diikuti” ini pun ada, sampai-sampai sebagian ulama pun tidak memilih sebuah pendapat melainkan karena tutut hawa nafsu, itu bisa salah atau benar.
Maka hendaklah setiap manusia untuk berjalan kepada Allah dengan mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para ulama salaf, dan hendaklah mereka pun bertakwa kepada Allah semampunya, dan melarang dari perbuatan munkar dan berdakwah dijalan Allah dengan ilmu.
Dijawab oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah
Sumber: silsilah liqoaat al-bab maftuh 196
Alih Bahasa: Abu Husna Gilang Malcom Habiebie