
JAKARTA – Seorang Muslim hendaklah khusyuk dalam menunaikan salat. Hanya memang, tak sedikit Muslim yang sering lupa atau lalai saat melaksanakan salat, seperti lupa jumlah rakaat, lupa bacaan, atau hilang konsentrasi.
Dalam beberapa hal, kekhusysukan dalam mendirikan salat memang menjadi tantangan tersendiri. Salah satunya tentu saja ialah lupa jumlah rakaat yang sudah dijalani. Hilangnya khusyuk adalah salah satu penyebab kelupaan dalam salat.
Berikut Tanya-Jawab Terkait Muslim yang Sering Lupa Dalam Salat
Pertanyaan:
Pengirim: Abu Azam dari Mekkah Al-Mukarramah, yang mengajukan tiga pertanyaan yang panjang, dan aku ringkas pertanyaan yang pertama mengenai keluhannya tentang tidak adanya Tuma’ninah dalam salat, hingga kadang-kadang ia membaca Al-Fatihah pada tempat yang seharusnya adalah tasyahhud. Apa yang bisa anda nasihatkan agar ia dapat meraih tuma’ninah dalam salatnya?
Jawaban:
Saya menyarankan kepada saudara Abu Azam untuk benar-benar menghadapkan hatinya kepada Allah saat melaksanakan salat, dan mengingat bahwa dia sedang berdiri di hadapan Allah. Hendaknya ia menyadari bahwa salat adalah tiang agama Islam dan merupakan kewajiban yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. Jika ia mampu menyadari hal ini, insya Allah, Allah akan menolongnya untuk mendapatkan ketenangan, khusyuk, dan terhindar dari sifat lupa dalam salat.
Allah berfirman:
{إِن تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا}
Artinya: “Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqān (petunjuk yang jelas)…” (QS. Al-Anfal: 29).
Allah juga berfirman,
{فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ}
Artinya: “Bertakwalah kepada Allah menurut kemampuanmu…” (QS. At-Taghabun: 16).
Allah juga berfirman,
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا}
Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Dia akan menjadikan baginya jalan keluar…” (QS. At-Talaq: 2).
Allah juga berfirman,
{وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا}
Artinya: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Dia akan menjadikan urusannya mudah…” (QS. At-Talaq: 4).
Saya menasihati saudara untuk bertakwa kepada Allah, fokus pada shalat, dan menghadirkan hati bahwa dia dalam keadaan berdiri di hadapan Allah dan berta’awudz meminta perlindungan kepada Allah dari setan.
Dan jika bisikan setan menguasainya, hendaknya ia meludah ke arah kiri tiga kali, dan mengucapkan: “أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ” (A‘ūdhu billāhi min ash-shayṭān ir-rajīm) tiga kali, seperti yang diajarkan Nabi صلى الله عليه وسلم kepada Utsman bin Abi al-‘As. Maka Utsman pun melakukannya, dan Allah menghilangkan bisikan setan darinya.
Yang dimaksud di sini adalah bahwa ia harus Berta’awudz kepada Allah dari setan, dan meludah ke arah kiri tiga kali jika bisikan-bisikan itu banyak mengganggunya. Ia harus memusatkan hatinya pada Allah, dan menyadari bahwa ia sedang berada di hadapan Allah, sedang bermunajat kepadaNya, serta merasakan kebesaran Allah, dan meyakini bahwa yang wajib adalah rasa takut dan penghormatan kepada-Nya, sehingga bisikan-bisikan yang mengganggunya itu hilang.
Dijawab oleh: Syeikh Abdul Aziz Bin Abdullah Bin Baz Rahimahullah
Sumber: Fatawa Nurun ‘alad Darb Bi ‘inayatis Syuwai’ir (Jilid 8/ Hal 42,43)
Alih Bahasa: Abu Utsman Surya Huda Aprila