
JAKARTA – Di antara keistimewaan yang ada di dalam bulan Ramadan, ialah para dedengkot setan-setan dibelenggu. Mereka tidak leluasa mengganggu manusia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللهُ سبحانه وتعالى عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ….
“Telah datang kepada kalian Ramadan, bulan yang penuh dengan keberkahan. Allah subhanahu wa ta’ala telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa. Pada saat itu, pintu-pintu langit (surga) dibuka, pintu-pintu (neraka) Jahim ditutup, dan para dedengkot setan dibelenggu…”[1]
Timbul pertanyaan, “Jika para setan dibelenggu, lalu mengapa masih banyak yang melakukan maksiat di bulan Ramadan?”
Sekurang-kurangnya pertanyaan ini bisa dijawab dengan tiga jawaban berikut:
1. Dibelenggunya para setan di bulan Ramadan berlaku bagi orang-orang yang memperhatikan syarat dan adab dalam berpuasa, adapun mereka yang tidak demikian, maka setan tidak dibelenggu darinya. Apalagi yang tidak menjalankan puasa. Setan akan membersamainya.
2. Jika memang setan dibelenggu namun masih banyak yang bermaksiat, maka hal tersebut karena adanya hawa nafsu yang mengajak mereka pada keburukan, atau karena gangguan setan dari kalangan manusia.
3. Maksud dari dibelenggunya setan, adalah mereka yang memiliki pasukan alias para dedengkot (baca: pemimpin setan). Jadi, meskipun datang bulan Ramadan, setan-setan lain yang levelnya rendah masih bisa leluasa mengganggu manusia, bahkan bisa jadi setan itu dari kalangan manusia, sebagaimana yang disebutkan dalam surah an-Nas ayat terakhir.
Setelah kita mengetahui jawabannya, maka tidaklah heran jika masih ada manusia yang berbuat maksiat di bulan Ramadan.
Ditulis oleh:
Abu Yusuf Wisnu Prasetya, S.H
[1]HR. An-Nasa’i, no. 2106, dinilai shahiih oleh Syekh al-Albani.